Berkuasa Hanya Sebentar, Kento Momota Kilas Balik Kepedihan yang Menutup Kariernya dengan Pilu

FORUMPRIA4D - Mantan tunggal putra nomor satu dunia, Kento Momota, merefleksikan momen pahit yang membuatnya terpaksa gantung raket lebih cepat setelah sempat jadi raja bulu tangkis dunia. Setelah memutuskan pensiun pada akhir tahun lalu, Momota kini fokus menjadi pelatih di klub bulu tangkis yang membesarkannya, NTT East. Bersama NTT East, Juara Dunia dua kali itu menjadi salah satu sosok sumber inspirasi bagi para pemain bulu tangkis muda. Dalam wawancara terbarunya, Momota berbagi kisah dan kesibukannya setelah pensiun. Namun dia masih belum lupa akan momen-momen pahit yang selama ini terjadi dalam kariernya, ketika dia sedang berada di fase puncak sebagai tunggal putra yang hampir tak terkalahkan. Momota termasuk menjadi raja bulu tangkis yang berkuasa hanya sekejap saja. Selama perjalanan kariernya, ada tiga bencana besar yang menimpa mantan pemain kidal tersebut. Yang pertama adalah momen ketika dia masih junior, sedang berlatih di Indonesia pada tahun 2011. Saat itu kampung halaman Momota dilanda gempa dan tsunami besar. Belum lagi masalah kebocoran nuklir yang juga sempat membuat dia harus jadi pemain yang berpindah-pindah tempat latihan. Adapun musibah kedua adalah karena kecerobohannya bermain judi ilegal bersama seniornya saat itu, Kenichi Tago. Momota yang saat itu bertengger di peringkat dua dunia, didiskualifikasi dan mendapat larangan bertanding hingga gagal mentas di Olimpiade Rio 2016. "Saat itulah saya menyadari betapa naif dan bodohnya saya," aku Kento Momota dikutip BolaSport dari Aiyuke. "Saya bahkan siap mengucapkan selamat tinggal pada bulu tangkis selamanya pada saat itu," ujarnya. Setelah mendapat kesempatan kedua, Momota yang telah bebas dari hukuman comeback dengan brilian.
Di tahun 2018 dan 2019 menjadi tahun emas dia. Meraih gelar juara dunia dan bahkan merajai BWF World Tour sepanjang musim. Momota mengukir sejarah menjadi tunggal putra paling sukses dengan raihan 11 gelar dalam satu kalender musim kompetisi BWF hingga masuk ke buku Rekor Dunia. Sayangnya, kesuksesan yang dicicipi Momota hanya berlangsung sekejap. Pada tahun 2020, tahun yang harusnya jadi tahun emas Momota dengan tampil di Olimpiade Tokyo 2020, semuanya kacau. Bulan Januari 2020 menjadi awal kemalangan Momota yang mengalami kecelakaan di Malaysia setelah menjuarai Malaysia Masters 2020. Dia selamat tetapi mengalami retak di rongga bahwa mata kanan yang membuat pandangannya kabur, melihat shuttlecock jadi ganda. "Saya beruntung masih hidup," kata Momota. Namun penglihatan ganda saat melihat kok membuat saya hampir tidak mungkin bermain secara normal lagi," ucap dia. Sempat mendapat jeda pemulihan karena pandemi Covid-19 yang membatalkan Olimpiade Tokyo 2020, peluang unjuk gigi di rumah sendiri juga berakhir pilu. Momota yang saat itu masih berusaha beranjak naik, justru dikejutkan Heo Kwang-hee, pemain nonunggulan Korea Selatan. Dia kalah di babak penyisihan grup dan gagal lolos menuju fase knock-out. Impian medali emas musnah. "Saya tahu saya tidak bisa menang," kata Momota. "Tubuh saya tidak bisa mengikuti pikiran saya lagi." "Pikiran saya terlalu jauhb dari apa yang saya bayangkan. Jika saya sampai bisa memenangi medali emas dengan kondisi sepertt ini, malah saya yang akan tak menyangka," tambah Momota. "Bulu tangkis tidak sesederhana itu. Kadang-kadang Anda harus menerima diri Anda yang tidak sempurna," katanya tersenyum kecut. Adapun menyoal aktivitas saat ini, Kento Momota mengaku lebih bijak dan merasa tetap puas dengan pencapaiannya selama ini. "Setelah pensiun, saya dapat melihat olahraga ini dari perspektif yang lebih besar." "Keberutungan itu tidak datang dari menunggu, tetapi dari sikap Anda untuk menghadapi apa yang terjadi," kata Momota.

0 Komentar