Wonderkid Real Madrid yang Dihujat Fan Los Blancos Ternyata Alumni Barcelona, Jadi Lulusan La Fabrica Memang Berat
FORUMPRIA4D - Victor Munoz menjadi contoh terbaru untuk mengukur seberapa beratnya menjadi alumni La Fabrica atau akademi sepak bola Real Madrid.
Minggu (11/5/2025) seharusnya menjadi hari bersejarah dan paling membahagiakan bagi Victor Munoz Villanueva.
Penyerang belia 21 tahun itu menjalani debutnya bersama tim senior Real Madrid di Liga Spanyol.
Tak tanggung-tanggung, penampilan pertamanya langsung terjadi pada momen El Clasico di kandang Barcelona, Stadion Lluis Companys.
Ia dimasukkan Carlo Ancelotti sebagai pengganti Vinicius Junior, yang mengalami cedera pada menit ke-88. Hanya semenit di lapangan, Munoz berpeluang menjadi pahlawan Los Blancos. Umpan membelah lautan dari Kylian Mbappe diterima Munoz di pertahanan Barca. Tanpa kawalan bek musuh, dia mengontrolnya dengan satu sentuhan untuk memasuki kotak penalti. Munoz tinggal berhadapan dengan kiper Wojciech Szczesny. Sayang, kesempatan emas ini tersia-siakan begitu saja. Sentuhan kedua Munoz berupa tembakan bebas malah meleset dari gawang yang menganga. Padahal Szczesny juga sudah mati langkah tak berdaya. Andai saja tembakannya masuk, Real Madrid bisa menyamakan skor menjadi 4-4. Mungkin saja El Clasico di Montjuic kemarin berakhir dengan skenario yang berbeda. Faktanya, kegagalan Munoz fatal lantaran tidak mampu mengubah kedudukan. Baca Juga: Maklumat Fabrizio Romano: Xabi Alonso Nakhoda Real Madrid Mulai Piala Dunia Klub 2025, Pemain Anyar Langsung 3 Madrid tetap kalah 3-4 dari sang rival bebuyutan. Hasil minor tersebut di atas kertas membakar satu-satunya peluang tersisa El Real untuk menjuarai Liga Spanyol. Dengan saldo hanya tiga partai lagi, keunggulan 7 poin Barca menjurus mustahil untuk dikejar. Selepas pertandingan, Victor Munoz tampak menjadi orang yang paling menyesal dengan hasil itu. Ia terlihat menangis dan dihibur rekan-rekan setimnya.
Efek lebih buruk terjadi seusai laga.
Munoz menjadi bahan hujatan warganet yang menudingnya sebagai biang kerok kekalahan Real Madrid yang terancam segera gagal juara musim ini. Kata-kata "pensiun saja, kau!", "kau adalah pemain terbaik Barcelona", hingga komentar-komentar lebih kasar yang tak pantas ditayangkan membanjiri akun medsos sang pemain. Kebencian oknum fan Real Madrid di jagat medsos semakin menjadi-jadi karena Munoz ternyata adalah pemain jebolan Barcelona. Dia merupakan putra asli Catalunya dan sempat merasakan ditempa akademi Barca, La Masia, pada 2014-2017. Saat usia dini, Munoz satu angkatan dengan dua pemain yang kini menjadi pilar tim utama Barcelona, Alejandro Balde dan Fermin Lopez. Dia baru pindah ke La Fabrica, akademi Real Madrid, pada 2021 dan mendapatkan promosi ke tim utama empat tahun kemudian. Musim ini Munoz adalah produk kedelapan La Fabrica yang dihadiahkan debut oleh Ancelotti. Pelakon sebelumnya ialah Jacobo Ramon, Raul Asencio, Daniel Yanez, Fran Gonzalez, Chema Andres, serta Diego dan Lorenzo Aguado. Banjir ujaran kebencian untuk Munoz sampai membuatnya terpaksa menutup kolom komentar di akun medsos. Hal semacam ini diyakini menjadi bukti beratnya tekanan mental dan psikologis para jebolan akademi Real Madrid yang lebih parah dari lulusan klub lain. Tuntutan fan terlampau tinggi sehingga seorang debutan yang baru saja naik kelas sudah dibebani harapan untuk langsung tampil sempurna. Dikutip BolaSport.com dari Marca, itulah kenapa Ancelotti sampai mengatakan bahwa tugas pelatih Madrid bukan untuk mengasah kemampuan para jebolan tim muda mereka.
Ia dimasukkan Carlo Ancelotti sebagai pengganti Vinicius Junior, yang mengalami cedera pada menit ke-88. Hanya semenit di lapangan, Munoz berpeluang menjadi pahlawan Los Blancos. Umpan membelah lautan dari Kylian Mbappe diterima Munoz di pertahanan Barca. Tanpa kawalan bek musuh, dia mengontrolnya dengan satu sentuhan untuk memasuki kotak penalti. Munoz tinggal berhadapan dengan kiper Wojciech Szczesny. Sayang, kesempatan emas ini tersia-siakan begitu saja. Sentuhan kedua Munoz berupa tembakan bebas malah meleset dari gawang yang menganga. Padahal Szczesny juga sudah mati langkah tak berdaya. Andai saja tembakannya masuk, Real Madrid bisa menyamakan skor menjadi 4-4. Mungkin saja El Clasico di Montjuic kemarin berakhir dengan skenario yang berbeda. Faktanya, kegagalan Munoz fatal lantaran tidak mampu mengubah kedudukan. Baca Juga: Maklumat Fabrizio Romano: Xabi Alonso Nakhoda Real Madrid Mulai Piala Dunia Klub 2025, Pemain Anyar Langsung 3 Madrid tetap kalah 3-4 dari sang rival bebuyutan. Hasil minor tersebut di atas kertas membakar satu-satunya peluang tersisa El Real untuk menjuarai Liga Spanyol. Dengan saldo hanya tiga partai lagi, keunggulan 7 poin Barca menjurus mustahil untuk dikejar. Selepas pertandingan, Victor Munoz tampak menjadi orang yang paling menyesal dengan hasil itu. Ia terlihat menangis dan dihibur rekan-rekan setimnya.
Efek lebih buruk terjadi seusai laga.
Munoz menjadi bahan hujatan warganet yang menudingnya sebagai biang kerok kekalahan Real Madrid yang terancam segera gagal juara musim ini. Kata-kata "pensiun saja, kau!", "kau adalah pemain terbaik Barcelona", hingga komentar-komentar lebih kasar yang tak pantas ditayangkan membanjiri akun medsos sang pemain. Kebencian oknum fan Real Madrid di jagat medsos semakin menjadi-jadi karena Munoz ternyata adalah pemain jebolan Barcelona. Dia merupakan putra asli Catalunya dan sempat merasakan ditempa akademi Barca, La Masia, pada 2014-2017. Saat usia dini, Munoz satu angkatan dengan dua pemain yang kini menjadi pilar tim utama Barcelona, Alejandro Balde dan Fermin Lopez. Dia baru pindah ke La Fabrica, akademi Real Madrid, pada 2021 dan mendapatkan promosi ke tim utama empat tahun kemudian. Musim ini Munoz adalah produk kedelapan La Fabrica yang dihadiahkan debut oleh Ancelotti. Pelakon sebelumnya ialah Jacobo Ramon, Raul Asencio, Daniel Yanez, Fran Gonzalez, Chema Andres, serta Diego dan Lorenzo Aguado. Banjir ujaran kebencian untuk Munoz sampai membuatnya terpaksa menutup kolom komentar di akun medsos. Hal semacam ini diyakini menjadi bukti beratnya tekanan mental dan psikologis para jebolan akademi Real Madrid yang lebih parah dari lulusan klub lain. Tuntutan fan terlampau tinggi sehingga seorang debutan yang baru saja naik kelas sudah dibebani harapan untuk langsung tampil sempurna. Dikutip BolaSport.com dari Marca, itulah kenapa Ancelotti sampai mengatakan bahwa tugas pelatih Madrid bukan untuk mengasah kemampuan para jebolan tim muda mereka.


0 Komentar