Harga Ubi Anjlok, Petani Deli Serdang Gigit Jari

PRIA4D Memasuki masa panen, sejumlah petani ubi kayu di Kabupaten Deli Serdang mengeluh harga jual ubi ke pabrik tepung tapioka anjlok. Kerugian petani disebabkan oleh biaya pupuk, perawatan tanaman tak sebanding dengan hasil penjualan ubi.

” Parah sekali anjloknya saat ini harga ubi kayu kami jual ke pabrik hanya Rp 750 perkilo gram. Biasanya itu normal antara Rp 1000-1150 perkilo, turunnya drastis sekali. Gimana bisa maju petani kita, untuk harga jual sangat tipis sekali hasilnya dari biaya produksi dari modal tanam dan perawatan,” ucap Adi salah satu petani ubi di Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang. Sabtu, 9/3/2025.

Menurutnya, harga jual Rp 750 perkilo ke pabrik tepung tapioka saat ini itu terlalu murah, meskinya pemerintah memonitor dan membantu bagaimana harga hasil panen petani ubi juga bisa stabil, agar ketahanan pangan yang digaungkan presiden Prabowo Subianto itu terealisasi dan benar benar mewujudkan petani yang sejahtera.

” Kalau saat ini kontrol dari pemerintah untuk stabilitas harga jual hasil panen petani baik komoditi padi, ubi, jagung, sayur mayur dan lainnya tidak pernah stabil, hingga petani tak hanya berdoa untuk menjaga tanamannya sehat selama masa pertumbuhan dan perawatan. Tapi saat mau panenpun juga petani berdoa agar hasil harga tanamannya bisa dijual sesuai harapan menguntungkan dan dapat lebih semangat untuk dikembangkan,” jelasnya.

Stabilitas harga pangan yang tidak terkontrol dengan baik juga salah satu faktor masyarakat tak menjadikan sektor pertanian sebagai usaha strategis meningkatkan penghasilan ekonomi masyarakat. Salah satu kendalanya yaitu harga jual hasil panen yang tak stabil.

” Contoh harga cabai merah, di pasar tradisional satu kilo kemarin sempat mencapai Rp 80 ribuan perkilogram. Sementara harga penjualan dari petani ke agen penampung itu Rp 42 ribu rupiah perkilo. Dan saat ini tiga hari berlalu, harga cabai merah Rp 13 ribu perkilo tolak ke agen dan di pasar tradisional sekarang harga cabai merah Rp 20-23 ribuan perkilo, ini kan harga tidak stabil, petani gimana mau untung. Begitulah juga dialami petani ubi seperti kita. Harga jual ubi kayu anjlok, makanya banyak yang berhenti nanam ubi saat ini, berpikir modal besar hasil tak sepadan,” keluhnya.

Hal senada disampaikan oleh Purwanto yang juga petani ubi di Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang. Tanaman ubi salah satu komoditi pertanian yang cukup besar. Akan tetapi, hingga kini belum dapat kesejahteraan bagi petani ubi.

” Kami sih berharap Pemerintah dapat membantu dalam kebijakan harga jual. Sehingga saat panen, petani masih bisa dapat hasil untuk mencukupi kebutuhan hidup dan menggarap lahan pertanian selanjutnya,” terangnya.

Purwanto mengatakan kalau ia sudah puluhan tahun menanam ubi kayu dengan lahan yang ada dikelolanya seluar dua hektar yang sebagian dari lahan milik sendiri dan sebagian dari sewa lahan tetangga.
” Kita bertani tentunya mengharapkan hasil, dan itu ditentukan dari modal produksi dan hasil jual. Kalau produksi itu menyangkut biaya perawatan tanaman, pupuk pestisida bisa dapat harga murah, dan hasil panen juga setimpal tidak terlalu murah dan tidak juga terlalu mahal. Ubi Rp 1000 perkilo itu sudah dikatakan lumayan, tapi kalau sudah harga dibawahnya dengan kondisi saat ini tipis sekali atau hanya capek saja,” pungkasnya. ( Wan)

0 Komentar