Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan, Mandiri Investment Forum 2025 Menarik 700 Investor Asing
PRIA4D - Bank Mandiri kembali menyelenggarakan Mandiri Investment Forum (MIF) 2025, forum investasi terbesar di Indonesia yang kini memasuki tahun ke-14. Dengan tema "Nourishing Future Growth," MIF 2025 berfokus pada strategi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah dinamika global serta peluang investasi yang terus berkembang. Acara ini, hasil kolaborasi Bank Mandiri dan Mandiri Sekuritas, dihadiri lebih dari 22.000 peserta, termasuk lebih dari 700 investor asing dari berbagai negara, didukung Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Forum ini menjadi ajang diskusi strategis yang melibatkan pembuat kebijakan, pakar global, dan pelaku industri untuk mengeksplorasi potensi investasi di Indonesia. Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, menegaskan pentingnya peran sektor perbankan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan. Bank Mandiri berkomitmen mendukung investasi di sektor strategis seperti pertanian, energi, telekomunikasi, serta industri makanan dan minuman di seluruh wilayah potensial di Indonesia.
"Kami juga mengembangkan inovasi digital untuk memperluas akses layanan perbankan melalui platform seperti Livin’ dan Kopra by Mandiri," ungkapnya dalam rilis pers, Rabu (12/2/2025). MIF 2025 menjadi lebih strategis di tengah ketidakpastian ekonomi global, seperti perlambatan pertumbuhan di negara maju, ketegangan geopolitik, serta perubahan kebijakan moneter di berbagai negara. Diskusi dalam forum ini akan berfokus pada berbagai aspek ekonomi makro, termasuk stabilitas moneter, investasi sektor riil, dan kebijakan fiskal yang mendukung pertumbuhan jangka panjang. Dalam sesi Macro Day, Direktur Treasury and International Banking Bank Mandiri, Eka Fitria, mengungkapkan bahwa Bank Mandiri mendukung inisiatif pemerintah untuk meningkatkan iklim investasi melalui berbagai program strategis.
Salah satu inovasi terbaru dalam MIF 2025 adalah Business Matching "Energizing Private Sectors," yang mempertemukan investor dengan korporasi besar Indonesia di sektor energi, manufaktur, dan hilirisasi mineral. Bank Mandiri menargetkan percepatan investasi di lima sektor utama yang sejalan dengan prioritas pemerintah, yaitu mineral mining and downstreaming, minyak dan gas, manufaktur, energi terbarukan, serta konstruksi dan infrastruktur dari 44 perusahaan domestik dan internasional. "Kami berharap kolaborasi ini memberikan kontribusi positif terhadap upaya akselerasi investasi di Indonesia dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tambahnya. Bank Mandiri menegaskan komitmennya dalam membangun iklim investasi yang kondusif di Indonesia, antara lain melalui kantor luar negeri (KLN) Bank Mandiri yang tersebar di Singapura, Hong Kong, Shanghai (Tiongkok), Cayman Island, Dili (Timor Leste), serta dua kantor perusahaan anak di Kuala Lumpur (Malaysia) dan London (Inggris). KLN Bank Mandiri sukses melayani lebih dari 100.000 nasabah korporasi dan ritel dengan beragam layanan keuangan.
Kehadiran KLN Bank Mandiri juga menjembatani kebutuhan korporasi global yang berbisnis di Indonesia. Eka menambahkan bahwa Bank Mandiri memiliki jaringan luas dengan lebih dari 900 bank koresponden di 35 negara. "Jaringan ini memperkuat posisi kami di pasar global dan mendukung pertumbuhan bisnis," jelasnya. Sementara itu, Direktur Utama Mandiri Sekuritas, Oki Ramadhana, mengatakan bahwa penyelenggaraan MIF 2025 bertepatan dengan awal pemerintahan baru Presiden Prabowo Subianto yang memiliki program nasional strategis seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dan pengadaan 3 juta rumah murah. Oki melihat antusiasme investor, baik domestik maupun asing, dalam mengikuti forum ini. "Kami yakin forum investasi terbesar di Indonesia ini akan mendukung pandangan positif investor terhadap potensi pertumbuhan Indonesia dan mendorong investasi langsung di berbagai sektor industri," katanya.
Mandiri Sekuritas juga mengadakan kunjungan investasi ke perusahaan serta lokasi pusat dapur umum MBG dan perumahan murah. Corporate day menghadirkan pertemuan one-on-one atau small group meetings antara perusahaan terbuka (Tbk) dan calon investor. Kedua agenda ini menarik 400 investor, dengan 40% di antaranya berasal dari berbagai negara seperti Hong Kong, Singapura, Malaysia, Thailand, Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Norwegia, Uni Emirat Arab, dan Australia. Total dana kelolaan investor yang hadir pada MIF 2025 mencapai 18,65 triliun dollar AS, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 14 triliun dollar AS. Dari sisi makroekonomi, Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, menilai Indonesia berada dalam posisi relatif kuat di tengah perlambatan ekonomi global.
Andry menyatakan bahwa momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap solid, didukung kebijakan fiskal ekspansif, stabilitas inflasi, dan kinerja ekspor yang positif di beberapa sektor unggulan. "Kami melihat potensi perbaikan investasi seiring tren pemangkasan suku bunga global," katanya. Andry menjelaskan bahwa pemangkasan suku bunga oleh bank sentral berbagai negara bisa menjadi katalis bagi peningkatan aliran modal ke Indonesia, meskipun tantangan volatilitas pasar global tetap harus diwaspadai. Namun, terlepas dari tantangan global, ekonomi Indonesia tetap menunjukkan ketahanan yang kuat. Pertumbuhan ekonomi nasional pada 2024 tercatat sebesar 5,03 persen, atau tetap kompetitif dibandingkan negara berkembang lainnya.
Tren investasi terus meningkat dengan pertumbuhan Penanaman Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 4,61 persen, tertinggi dalam enam tahun terakhir, mencerminkan optimisme investor terhadap ekonomi Indonesia. "Dengan tanda-tanda positif ini, Indonesia siap memasuki fase pertumbuhan yang lebih kuat dan berkelanjutan di masa mendatang," kata Andry. Dalam era transformasi digital, Bank Mandiri terus berinovasi dengan memperkuat ekosistem layanan perbankan digital. Super App Livin’ by Mandiri kini telah menjangkau 29,3 juta pengguna, dengan frekuensi transaksi mencapai 3,9 miliar pada 2024, meningkat 38 persen secara tahunan. Kopra by Mandiri mengelola transaksi senilai Rp 22.700 triliun, dengan pertumbuhan volume transaksi sebesar 17 persen per tahun. Darmawan menyatakan bahwa digitalisasi adalah kunci utama untuk meningkatkan efisiensi dan inklusivitas layanan perbankan, sebagaimana dilaporkan oleh PRIA4D.
"Dengan inovasi berkelanjutan, kami berharap dapat memberikan solusi lebih baik bagi nasabah, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional," jelasnya. Dengan acara yang berlangsung hingga 14 Februari 2025, MIF 2025 diharapkan menjadi katalisator akselerasi investasi di Indonesia. Selain Macro Day, forum ini juga menggelar sesi Investment Day dan Corporate Day, mempertemukan investor dengan perusahaan Indonesia melalui diskusi dan pertemuan bisnis. Darmawan mengajak investor untuk menangkap peluang investasi yang menjanjikan di Indonesia, didukung reformasi kebijakan ekonomi. "Kami optimis MIF 2025 dapat memperkuat sinergi antara sektor keuangan, dunia usaha, dan pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," ujarnya.
0 Komentar