Heboh Wanita Surabaya Diteror-Dilecehkan Teman SMP Selama 10 Tahun
Surabaya -
Heboh wanita Surabaya menjadi korban teror dan pelecehan seksual yang dilakukan teman sekolahnya di bangku SMP. Ia diganggu melalui media sosial maupun panggilan seluler. Peristiwa tak mengenakkan itu sudah berlangsung selama 10 tahun.
"Nggawe ratusan akun IG, Twitter, opo maneh. Ngirimi PAP (diduga pornografi) ngilokno aku lonte. Wes dijak ngomong secara manusia gaisok, diparani yo mbidek, sek gak kapok2. Ngancem bunuh diri yo gak dilakoni. 10 tahun lo iki kon ganggu orepku (Membuat ratusan akun Instagram, Twitter, apa lagi. Mengirim foto tidak senonoh dan mengolok saya. Sudah diajak ngobrol secara manusia tapi tidak bisa, dihampiri pun abai, masih tidak kapok-kapok. Mengancam mau bunuh diri tapi ya tidak dilakukan. 10 tahun hidupku ini kamu ganggu)," kata korban mengisahkan peristiwa yang dialaminya melalui cuitan di akun X miliknya.
Ribuan komentar dan puluhan ribu posting ulang dan suka membanjiri akun X korban. Wanita Surabaya itu pun mengaku sudah lelah 10 tahun diteror dan diganggu oleh teman sekelasnya saat SMP dulu itu.
"Bener-bener kuwesel ya Allah 10 tahun aku di obses AP arek SMPN 34 Surabaya. Konco Sak kelas sing ngiro aku baper ambek de'e, padahal aku ancen ekstrovert dan peduli arek kelas, kesel diganggu 10 tahun orepku (benar-benar lelah ya Allah, 10 tahun jadi obsesi AP, anak SMPN 34 Surabaya. Teman satu kelas yang mengira saya punya perasaan dengan dua, padahal saya memang ekstrovert dan peduli anak kelas, capek diganggu 10 tahun hidupku)," imbuhnya. Korban pun menceritakan secara langsung teror-teror yang dialaminya. Teror dari teman SMP itu berawal dari pelaku berinisial AP yang salah mengira kebaikan korban sebagai sinyal cinta. Padahal, maksud korban tulus membantu AP sebagai temannya.
Tak hanya sampai di situ, pelaku juga meneror korban secara langsung. Bahkan, mantan kekasih korban juga terimbas diteror pria tersebut. "Pengancaman juga ada, ketika saya ada yang dekati itu diancam akan dibunuh oleh dia dan menurut saya itu yang paling parah. Dia obsesi sama saya, kadang jujur dan kadang denial, jadi ya susah. Dia itu posesifnya kalau ada cowok yang dekat sama saya akan dibunuh, dia pun mengakui," terangnya. Korban mengaku pelecehan seksual secara langsung tidak pernah dialami. Namun, teror AP dengan mengirim foto alat kelamin berulang kali melalui Instagram dan Twitter membuat korban ketakutan. "Dia kirim foto lewat DM Instagram, di 2018 tahun terhancur dan tersiksa hidup saya. 2020 saya gregetan dan samperin dia dan itu yang terakhir saya ketemu dia. Yang berbau porno itu berbentuk foto dan difantasikan ke (foto) badan saya," ungkap korban. Sementara teror secara langsung dilakukan pelaku dengan mendatangi rumah korban. Pelaku pernah mengirimkan surat cinta, bahkan menunggu di depan rumah korban selama berjam-jam. "Saya anak yatim, almarhum ayah saya adalah nakhoda buat saya. Sebelumnya saya tidak tahu arahnya kalau lapor dan prosesnya bagaimana, sedangkan saya harus melindungi ibu saya dan saya juga sudah curhat ke mereka," ungkapnya. "Pernah datang ke rumah, di 2018 pernah lempar jam tangan mati ada surat cinta jam 06.00 WIB. Lalu, pernah juga jam 01.00 dini hari sampai jam 04.00 subuh pernah menunggu berdiri di dekat rumah saya. Lalu, dia pernah perjalanan ke rumah saya tapi saya cegah di dekat masjid rumah saya, apalagi dia sempat nge-tweet kalau dia akan ke rumah saya," paparnya. Korban sebenarnya sudah lebih dari dua kali menolak pelaku. Mulai dari menyampaikan penolakan secara baik-baik hingga penuh emosi. Bahkan, korban dan pelaku juga sudah pernah mediasi, tapi tidak membuahkan hasil. "Saya sudah pernah menolak dia dan dia sempat confess di 2014 sampai 2015, tapi sudah saya tolak dengan cara baik-baik dan cara kasar juga tidak bisa, tapi berlanjut sampai sekarang," imbuhnya. "Baik dengan keluarga dan mantan-mantan kekasih saya juga sudah (pernah bertemu dan berusaha dimediasi), jadi susah sekali dikasih tahu kalau saya tidak suka," ujar warga Surabaya Selatan itu. Korban akhirnya memutuskan menempuh jalur hukum usai mendapat dukungan dari keluarga, kekasih, dan para netizen di X. Ia pun melaporkan peristiwa teror itu kepadaSubdit Siber Ditreskrimsus Polda Jatim. Ia menegaskan laporan kali ini adalah yang pertama kali dalam seumur hidup. Polisi langsung menelusuri jejak digital, identitas, dan keberadaan AP usai menerima laporan korban. Dan, tidak membutuhkan waktu lama, polisi berhasil mengamankan pelaku peneror wanita Surabaya itu. "Kami menerima laporan korban, sudah kami melakukan pemeriksaan korban, setelah menerima laporan kami mengambil keterangan dari korban," kata Kasubdit V Siber Ditreskrimsus Polda Jatim AKBP Charles P. Tampubolon, Sabtu (18/5/2024). Petugas mendatangi rumah AP yang diduga masih ditinggali pelaku. Pun begitu, kata Charles, pihaknya masih mendalami kasus tersebut. AP sendiri diamankan tanpa perlawanan di rumahnya. "Setelah itu profiling terduga dan kami melakukan penjemputan terduga di rumahnya di Surabaya, kami masih melakukan pemeriksaan (AP). Untuk terduga sudah kami amankan yang bersangkutan di rumahnya, tidak ada perlawanan," imbuhnya.
PRIA4D
"Bener-bener kuwesel ya Allah 10 tahun aku di obses AP arek SMPN 34 Surabaya. Konco Sak kelas sing ngiro aku baper ambek de'e, padahal aku ancen ekstrovert dan peduli arek kelas, kesel diganggu 10 tahun orepku (benar-benar lelah ya Allah, 10 tahun jadi obsesi AP, anak SMPN 34 Surabaya. Teman satu kelas yang mengira saya punya perasaan dengan dua, padahal saya memang ekstrovert dan peduli anak kelas, capek diganggu 10 tahun hidupku)," imbuhnya. Korban pun menceritakan secara langsung teror-teror yang dialaminya. Teror dari teman SMP itu berawal dari pelaku berinisial AP yang salah mengira kebaikan korban sebagai sinyal cinta. Padahal, maksud korban tulus membantu AP sebagai temannya.
Tak hanya sampai di situ, pelaku juga meneror korban secara langsung. Bahkan, mantan kekasih korban juga terimbas diteror pria tersebut. "Pengancaman juga ada, ketika saya ada yang dekati itu diancam akan dibunuh oleh dia dan menurut saya itu yang paling parah. Dia obsesi sama saya, kadang jujur dan kadang denial, jadi ya susah. Dia itu posesifnya kalau ada cowok yang dekat sama saya akan dibunuh, dia pun mengakui," terangnya. Korban mengaku pelecehan seksual secara langsung tidak pernah dialami. Namun, teror AP dengan mengirim foto alat kelamin berulang kali melalui Instagram dan Twitter membuat korban ketakutan. "Dia kirim foto lewat DM Instagram, di 2018 tahun terhancur dan tersiksa hidup saya. 2020 saya gregetan dan samperin dia dan itu yang terakhir saya ketemu dia. Yang berbau porno itu berbentuk foto dan difantasikan ke (foto) badan saya," ungkap korban. Sementara teror secara langsung dilakukan pelaku dengan mendatangi rumah korban. Pelaku pernah mengirimkan surat cinta, bahkan menunggu di depan rumah korban selama berjam-jam. "Saya anak yatim, almarhum ayah saya adalah nakhoda buat saya. Sebelumnya saya tidak tahu arahnya kalau lapor dan prosesnya bagaimana, sedangkan saya harus melindungi ibu saya dan saya juga sudah curhat ke mereka," ungkapnya. "Pernah datang ke rumah, di 2018 pernah lempar jam tangan mati ada surat cinta jam 06.00 WIB. Lalu, pernah juga jam 01.00 dini hari sampai jam 04.00 subuh pernah menunggu berdiri di dekat rumah saya. Lalu, dia pernah perjalanan ke rumah saya tapi saya cegah di dekat masjid rumah saya, apalagi dia sempat nge-tweet kalau dia akan ke rumah saya," paparnya. Korban sebenarnya sudah lebih dari dua kali menolak pelaku. Mulai dari menyampaikan penolakan secara baik-baik hingga penuh emosi. Bahkan, korban dan pelaku juga sudah pernah mediasi, tapi tidak membuahkan hasil. "Saya sudah pernah menolak dia dan dia sempat confess di 2014 sampai 2015, tapi sudah saya tolak dengan cara baik-baik dan cara kasar juga tidak bisa, tapi berlanjut sampai sekarang," imbuhnya. "Baik dengan keluarga dan mantan-mantan kekasih saya juga sudah (pernah bertemu dan berusaha dimediasi), jadi susah sekali dikasih tahu kalau saya tidak suka," ujar warga Surabaya Selatan itu. Korban akhirnya memutuskan menempuh jalur hukum usai mendapat dukungan dari keluarga, kekasih, dan para netizen di X. Ia pun melaporkan peristiwa teror itu kepadaSubdit Siber Ditreskrimsus Polda Jatim. Ia menegaskan laporan kali ini adalah yang pertama kali dalam seumur hidup. Polisi langsung menelusuri jejak digital, identitas, dan keberadaan AP usai menerima laporan korban. Dan, tidak membutuhkan waktu lama, polisi berhasil mengamankan pelaku peneror wanita Surabaya itu. "Kami menerima laporan korban, sudah kami melakukan pemeriksaan korban, setelah menerima laporan kami mengambil keterangan dari korban," kata Kasubdit V Siber Ditreskrimsus Polda Jatim AKBP Charles P. Tampubolon, Sabtu (18/5/2024). Petugas mendatangi rumah AP yang diduga masih ditinggali pelaku. Pun begitu, kata Charles, pihaknya masih mendalami kasus tersebut. AP sendiri diamankan tanpa perlawanan di rumahnya. "Setelah itu profiling terduga dan kami melakukan penjemputan terduga di rumahnya di Surabaya, kami masih melakukan pemeriksaan (AP). Untuk terduga sudah kami amankan yang bersangkutan di rumahnya, tidak ada perlawanan," imbuhnya.
PRIA4D
0 Komentar