FORUMPRIA4D - Legenda Timnas Belanda, Marco van Basten, menyarankan pelatih Barcelona, Hansi Flick, untuk mengubah posisi bermain Lamine Yamal.
Perjalanan Barcelona di Liga Champions 2024-2025 terhenti di babak semifinal.
El Barca tersingkir usai kalah agregat 6-7 dari Inter Milan menyusul hasil imbang 3-3 pada leg pertama dan 3-4 pada pertemuan kedua.
Meski Barcelona gugur, banyak pihak yang terpesona dengan penampilan Lamine Yamal di kedua leg.
Pada leg pertama di kandang Barcelona, wonderkid berusia 17 tahun itu mencetak gol pembuka timnya dengan cara spektakuler.
Sementara saat tampil di Giuseppe Meazza, Yamal tidak mencetak gol.
Meski begitu, dia menampilkan sejumlah aksi memukau yang berhasil membius jutaan pasang mata.
Dia tercatat melakukan 14 dribel sukses selama 120 menit.
Ke-14 dribelnya tersebut merupakan yang terbanyak dicatatkan seorang pemain dalam satu laga Liga Champions sejak Neymar Junior delapan tahun lalu.

Pemain keturunan Maroko itu juga tampil impresif sepanjang musim ini dengan torehan 15 gol dan 24 asis dari 51 pertandingan di lintas kompetisi.
Performa tersebut membuat Yamal disebut-sebut sebagai calon kuat pemenang Ballon d'Or 2025 dalam beberapa waktu terakhir.
Marco van Basten, yang memenangkan penghargaan Ballon d'Or sebanyak tiga kali dalam kariernya, termasuk di antara mereka yang terpukau oleh penampilan Yamal.
Namun, mantan bomber AC Milan itu juga meminta Barcelona agar mempertimbangkan untuk memindahkan posisi Lamine Yamal ke tempat yang lebih sentral alias false nine.
Menurut Van Basten, sebagai false nine, Yamal bakal memiliki kebebasan untuk bergerak turun ke lini tengah untuk menjemput bola dan terlibat dalam membangun serangan.
Ini berbeda dengan posisi winger yang lebih terpaku di sisi lapangan.
"Sangat disayangkan dia bermain di sana, karena dia tidak cukup menguasai bola," kata Van Basten seperti dikutip BolaSport.com dari Sportskeeda.
"Tentu saja dia selalu menjadi ancaman di sisi kanan."
"Namun, jika dia bermain di tengah, pengaruhnya terhadap permainan akan lebih besar dan dia bisa lebih berarti bagi tim."
"Saya pikir itu adalah langkah selanjutnya."
"Ia bisa mencetak gol, memberikan umpan silang, menempatkan orang di depan gawang."
"Kita sudah tahu itu sekarang."
"Langkah selanjutnya adalah: apa pengaruhnya terhadap tim pada akhirnya? Pemain yang bagus seperti itu seharusnya lebih banyak bermain di tengah," tuturnya menambahkan.
Jika mengikuti saran Van Basten, Yamal bisa jadi bakal tampil lebih 'kesetanan' seperti pendahulunya, yakni Lionel Messi.
Pada musim 2009-2010, Pep Guardiola, yang merupakan pelatih Barcelona waktu itu, melakukan eksperimen terhadap posisi bermain Messi.
Messi, yang memiliki posisi natural sebagai winger kanan seperti Yamal, diubah menjadi penyerang tengah alias false nine.
Perubahan posisi ini menjadi sangat terkenal dan efektif, terutama setelah kemenangan Barcelona 6-2 atas Real Madrid pada 2 Mei 2009.
0 Komentar