Nike terpuruk ketika perusahaan-perusahaan baru mendapatkan bagian dari keseluruhan industri

Nike mengatakan pihaknya mengantisipasi penurunan pendapatan kuartalan sebesar 10% yang tidak terduga, karena mereka menghadapi persaingan yang semakin ketat dari lawan yang lebih baru, misalnya On dan Hoka. Berita tersebut membuat saham Nike anjlok lebih dari 12% pada perdagangan larut malam, yang dapat berarti hilangnya nilai pasar sebesar $15 miliar jika kerugian terjadi pada hari Jumat. Organisasi pakaian aktif terbesar di dunia ini juga mengatakan kepada para pendukung keuangan bahwa mereka menghadapi melemahnya minat di sektor bisnis global, termasuk Tiongkok. Bagaimanapun, Nike berharap bahwa produk-produk baru dan upayanya untuk tampil di Olimpiade mendatang di Paris akan membantu perusahaan tersebut mendapatkan kembali kekuatan di mata pelanggan. “Olimpiade Paris menawarkan kita momen puncak untuk menyampaikan visi permainan kita kepada dunia,” kata Presiden John Donahoe dalam pidatonya. Organisasi tersebut juga menurunkan pandangannya untuk tahun moneter 2025. Dikatakan bahwa bisnis direct-to-shopper turun 8%, karena klien tertentu memilih merek baru yang lebih populer. "Ada perasaan bahwa Nike belum cukup berkembang, belum cukup memamerkan produknya, belum cukup menceritakan kisah seputar produknya," kata Kepala Pengawas Ritel GlobalData, Neil Saunders, kepada BBC. Metodologi perusahaan pakaian jadi yang aktif untuk menjual barang-barangnya melalui toko dan situsnya sendiri daripada grosir seperti Foot Storage merugikan kesepakatan, kata Reuters. “Nike perlu kembali mengambil langkah terdepan dalam meyakinkan masyarakat untuk membeli produknya,” tambah Saunders. Diberitakan dari  Pria4d dalam sebuah media yang bernama fitness-fes.com Nike saat ini menjadi pendukung utama pullover di kompetisi sepak bola UEFA Euro 2024, menghancurkan merek seperti Adidas dan Panther. Mereka mendukung sembilan kelompok publik termasuk Inggris, Perancis dan Portugal.

0 Komentar