Duet Romelu Lukaku-Paulo Dybala, Mimpi Muluk Inter Milan yang Diwujudkan Mourinho di AS Roma

Kepindahan Romelu Lukaku ke AS Roma menghadirkan ironi bagi Inter Milan. Tim Hitam-Biru menyaksikan bagaimana pelatih legendaris mereka, Jose Mourinho, justru mewujudkan mimpi besar fan Inter di klub rival. Mundur ke bursa transfer musim panas 2022, Beppe Marotta punya rencana muluk buat mengakuisisi paket Lukaku-Dybala guna memperkuat lini depan I Nerazzurri. Potensi kehadiran mereka digadang-gadang akan melengkapi trisula maut dengan Lautaro Martinez. Kombinasi itu bakal memimpin misi Inter memburu bintang kedua scudetto. Namun, skenario tersebut ambyar. Hanya Lukaku yang berhasil didaratkan lagi ke San Siro. Inter meminjam bomber timnas Belgia dari Chelsea hanya setahun usai menjualnya ke London Biru dengan rekor transfer termahal di klub.



Sementara itu, Dybala yang kontraknya habis di Juventus lepas dari genggaman. Padahal, kesepakatan ihwal kontrak personal dan besaran gaji sudah tercapai dengan pihak si pemain. Inter gagal merekrutnya sebagai pemain gratisan di fase terakhir perundingan karena nego yang berlarut-larut. I Nerazzurri harus lebih dulu mengurus pesangon Alexis Sanchez, yang diputus kontraknya demi menyediakan satu tempat di lini depan bagi Dybala. Pihak La Joya tak mau menunggu kelamaan karena musim kompetisi 2022-2023 segera dimulai. Kemudian AS Roma datang dengan menawarkan kepastian. Walau tawaran gaji dari I Lupi kalah besar, keberadaan figur sebesar Mourinho dan iming-iming posisi sentral dalam proyeknya membuat Dybala luluh. Bintang Argentina itu akhirnya banting setir ke Olimpico. Hal menarik, setahun kemudian Inter Milan justru menarik kembali Sanchez, si 'penghambat' kedatangan Dybala, sebagai pemain gratisan. Bintang Cile itu baru habis kontrak di Marseille. Kalau ditarik mundur lebih jauh lagi, Dybala dan Lukaku juga memiliki keterkaitan lain ihwal posisi mereka di bursa transfer. Pada 2019, mereka nyaris menjadi komoditas barter antara Juventus dan Manchester United. Saat itu Dybala masih memperkuat Juve dan Lukaku di Man United. Bianconeri membidik Lukaku di tengah kebutuhan akan seorang bomber guna memperkuat lini serang dan melengkapi Cristiano Ronaldo. Adapun Setan Merah mengincar Dybala, pemain serang kreatif yang bisa beroperasi sebagai playmaker maupun juru gedor. Proses pertukaran Dybala-Lukaku tidak terwujud setelah Juventus gagal memastikan kepindahan Mario Mandzukic untuk menyediakan satu pos lowong di lini depan.



Walhasil, Lukaku akhirnya memilih pinangan Inter Milan dan Dybala tetap di Juventus. Sebagai sosok andalan klub masing-masing, kedua penyerang yang terpaut usia 6 bulan itu menjadi pesaing berat saban Derby d'Italia dipentaskan. Siapa sangka berbagai skenario perjalanan nasib tersebut membawa Lukaku dan Dybala sekarang ke klub yang sama: AS Roma. I Lupi meminjam bomber bongsor berusia 30 tahun dari Chelsea semusim ini. Untuk saat ini, Roma tak memiliki opsi untuk menebus Lukaku secara permanen. Sang Serigala menawarinya gaji 7,5 juta euro atau turun drastis dari pendapatannya semusim di Chelsea (12,5 juta). Lukaku tiba di Roma pada Selasa (29/8/2023) dengan disambut ribuan fan I Giallorossi. Agendanya dilanjutkan dengan tes medis pada Rabu ini serta tanda tangan kontrak selama 10 bulan ke depan. Mantan Direktur Roma dan Inter, Walter Sabatini, menilai perekrutan Romelu Lukaku sebagai manuver positif. Menurutnya, apabila mereka berada dalam kondisi ideal, duet Dybala-Lukaku akan menjadi kolaborasi mengerikan bagi lawan, bisa jadi salah satu yang terbaik di Liga Italia. "Tak diragukan lagi. Di atas kertas, duet Lukaku dengan Dybala akan luar biasa," katanya, dikutip BolaSport.com dari Tuttomercatoweb. "Hal itu karena mereka saling melengkapi satu sama lain dalam segi kualitas." "Dengan kedatangan Lukaku, Mourinho tak bisa lagi bersembunyi dari alasan." "Roma akan mampu bersaing untuk menduduki papan atas," imbuhnya memprediksi kekuatan I Lupi, yang finis di peringkat 6 Serie A musim lalu.

pria4d 

0 Komentar