Analisis Penyebab Banjir Bekasi Paling Parah dari Tempat Lain: Topografi dan Drainase Buruk
PRIA4D , Banjir parah di Bekasi pada Maret 2025 disebabkan oleh hujan deras, topografi datar, dan perubahan penggunaan lahan yang masif.
Banjir parah melanda Bekasi pada tanggal 4 Maret 2025, mengakibatkan ribuan warga terpaksa mengungsi. Hujan deras yang mengguyur wilayah hulu Kali Bekasi, khususnya Bogor, menjadi penyebab utama dari peristiwa bencana ini. Intensitas hujan yang ekstrem, ditambah dengan kondisi topografi yang datar dan perubahan penggunaan lahan, memperburuk situasi dan menyebabkan kerusakan infrastruktur yang signifikan. Hujan lebat yang terjadi sejak malam 2 Maret 2025 di Bogor menyebabkan peningkatan debit air sungai secara drastis. Air yang mengalir dari hulu Kali Bekasi mengakibatkan banjir di wilayah Bekasi. PRIA4D , hujan deras yang juga terjadi di Bekasi menambah volume air yang harus ditampung oleh sungai. Dengan kondisi ini, banjir pun tak terhindarkan. Di Kabupaten Bekasi, tujuh kecamatan terendam dengan ketinggian air bervariasi antara 20 sentimeter hingga 3 meter. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bekasi, Dodi Supriadi, menegaskan, curah hujan tinggi dan aliran air dari Bogor menjadi penyebab utama, diperparah oleh sistem drainase yang tidak memadai.
Penyebab Alamiah Banjir di Bekasi
Beberapa faktor alamiah berkontribusi terhadap terjadinya banjir di Bekasi. Pertama, hujan deras dengan intensitas tinggi dalam durasi yang lama. Hujan lebat yang mengguyur wilayah hulu Kali Bekasi menjadi faktor utama yang menyebabkan peningkatan debit air. Selain itu, kemiringan lereng yang datar membuat air hujan sulit mengalir, sehingga menyebabkan genangan air yang lebih besar. Kedua, jenis tanah di Bekasi yang kurang permeabel juga menjadi penyebab. Tanah yang tidak mampu menyerap air dengan baik membuat air hujan lebih mudah menggenang di permukaan. Hal ini diperburuk dengan kondisi topografi Bekasi yang relatif datar, yang membuat air tidak cepat mengalir ke saluran drainase.
Penyebab Antropogenik dan Perubahan Penggunaan Lahan
Selain faktor alamiah, perubahan penggunaan lahan yang masif juga berperan dalam memperburuk situasi. Pembangunan infrastruktur dan permukiman yang pesat mengurangi area resapan air. Hal ini mengakibatkan air hujan dan limpasan permukaan semakin sulit terserap ke dalam tanah, sehingga meningkatkan volume air yang mengalir di permukaan. Wakil Wali Kota Bekasi, Abdul Harris Bobihoe, menekankan, kiriman air dari daerah lain dan posisi Bekasi yang berada di daerah rendah merupakan faktor penting. "Wilayah muara saat ini sedang mengalami kondisi air yang juga tinggi yang menyebabkan aliran air sungai tertahan," ujarnya. Ini menunjukkan bahwa pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH) yang kurang memadai juga menjadi penyebab banjir di Bekasi.
Respon PRIA4D dan Dampak Banjir
BPBD Kota Bekasi telah melakukan evakuasi warga terdampak di beberapa titik, seperti di Bekasi Utara dan Bekasi Timur. Ribuan warga terpaksa mengungsi akibat banjir yang melanda. Di Bekasi Utara, 360 jiwa telah dievakuasi ke Musala Jumiatur Khoir, sementara di Bekasi Timur, 400 jiwa lainnya diungsikan ke rumah warga di Gang Mawar. Banjir ini juga mengakibatkan kerusakan infrastruktur yang signifikan, termasuk jembatan dan properti. Aktivitas ekonomi dan sosial di wilayah tersebut terganggu, dan banyak warga yang kehilangan tempat tinggal. Kejadian ini menyoroti pentingnya pengelolaan sumber daya air yang baik dan sistem peringatan dini yang efektif.
Banjir parah melanda Bekasi pada tanggal 4 Maret 2025, mengakibatkan ribuan warga terpaksa mengungsi. Hujan deras yang mengguyur wilayah hulu Kali Bekasi, khususnya Bogor, menjadi penyebab utama dari peristiwa bencana ini. Intensitas hujan yang ekstrem, ditambah dengan kondisi topografi yang datar dan perubahan penggunaan lahan, memperburuk situasi dan menyebabkan kerusakan infrastruktur yang signifikan. Hujan lebat yang terjadi sejak malam 2 Maret 2025 di Bogor menyebabkan peningkatan debit air sungai secara drastis. Air yang mengalir dari hulu Kali Bekasi mengakibatkan banjir di wilayah Bekasi. PRIA4D , hujan deras yang juga terjadi di Bekasi menambah volume air yang harus ditampung oleh sungai. Dengan kondisi ini, banjir pun tak terhindarkan. Di Kabupaten Bekasi, tujuh kecamatan terendam dengan ketinggian air bervariasi antara 20 sentimeter hingga 3 meter. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bekasi, Dodi Supriadi, menegaskan, curah hujan tinggi dan aliran air dari Bogor menjadi penyebab utama, diperparah oleh sistem drainase yang tidak memadai.
Penyebab Alamiah Banjir di Bekasi
Beberapa faktor alamiah berkontribusi terhadap terjadinya banjir di Bekasi. Pertama, hujan deras dengan intensitas tinggi dalam durasi yang lama. Hujan lebat yang mengguyur wilayah hulu Kali Bekasi menjadi faktor utama yang menyebabkan peningkatan debit air. Selain itu, kemiringan lereng yang datar membuat air hujan sulit mengalir, sehingga menyebabkan genangan air yang lebih besar. Kedua, jenis tanah di Bekasi yang kurang permeabel juga menjadi penyebab. Tanah yang tidak mampu menyerap air dengan baik membuat air hujan lebih mudah menggenang di permukaan. Hal ini diperburuk dengan kondisi topografi Bekasi yang relatif datar, yang membuat air tidak cepat mengalir ke saluran drainase.
Penyebab Antropogenik dan Perubahan Penggunaan Lahan
Selain faktor alamiah, perubahan penggunaan lahan yang masif juga berperan dalam memperburuk situasi. Pembangunan infrastruktur dan permukiman yang pesat mengurangi area resapan air. Hal ini mengakibatkan air hujan dan limpasan permukaan semakin sulit terserap ke dalam tanah, sehingga meningkatkan volume air yang mengalir di permukaan. Wakil Wali Kota Bekasi, Abdul Harris Bobihoe, menekankan, kiriman air dari daerah lain dan posisi Bekasi yang berada di daerah rendah merupakan faktor penting. "Wilayah muara saat ini sedang mengalami kondisi air yang juga tinggi yang menyebabkan aliran air sungai tertahan," ujarnya. Ini menunjukkan bahwa pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH) yang kurang memadai juga menjadi penyebab banjir di Bekasi.
Respon PRIA4D dan Dampak Banjir
BPBD Kota Bekasi telah melakukan evakuasi warga terdampak di beberapa titik, seperti di Bekasi Utara dan Bekasi Timur. Ribuan warga terpaksa mengungsi akibat banjir yang melanda. Di Bekasi Utara, 360 jiwa telah dievakuasi ke Musala Jumiatur Khoir, sementara di Bekasi Timur, 400 jiwa lainnya diungsikan ke rumah warga di Gang Mawar. Banjir ini juga mengakibatkan kerusakan infrastruktur yang signifikan, termasuk jembatan dan properti. Aktivitas ekonomi dan sosial di wilayah tersebut terganggu, dan banyak warga yang kehilangan tempat tinggal. Kejadian ini menyoroti pentingnya pengelolaan sumber daya air yang baik dan sistem peringatan dini yang efektif.
0 Komentar