Indonesia merayakan medali emas Olimpiade pertama di luar bulu tangkis
Hari emas di Paris bagi negara Asia Tenggara saat pemanjat cepat Veddriq Leonardo dan atlet angkat besi Rizki Juniansyah menang.
“Saya merasa sangat bahagia, sangat optimis,” kata pemain berusia 27 tahun itu. "Hati saya berdebar kencang [dalam kompetisi], namun saya tetap berada di jalur yang benar dan menyelesaikannya."
Veddriq memanjat dinding dalam 4,75 detik, yang terbaik secara individu, untuk mengungguli Wu Peng dari Tiongkok untuk posisi terbaik. Mentornya menangis dan eksekutif Aliansi Panjat Tebing Indonesia Yenni Wahid mengatakan dia "sangat tersentuh hingga saya bisa menangis".Diberitakan dari Pria4d dalam sebuah media yang bernama diarioesports.com
Saat masyarakat Indonesia menyaksikan kemenangan Veddriq di Olimpiade, Rizki Juniansyah yang berusia 21 tahun menyampaikan medali emas kedua bagi negaranya hari itu dengan memenangkan kontes angkat besi 73kg putra. Juniansyah mengangkat beban seberat 354kg atas lawannya, memenangkan emas dengan rekor angkat cepat Olimpiade 199kg untuk mengalahkan lawannya dari Thailand dan Bulgaria.
Rizki mengatakan dia “berbahagia, gembira dan sangat mendalam” memenangkan medali emas yang paling berkesan dan menyatakan terima kasih kepada masyarakat Indonesia atas bantuan mereka. “Tidak ada kata-kata yang dapat menggambarkan perasaan saya,” kata Jakarta Post yang mengumumkan angkat besi tersebut. 'Anda melihat saya menangis karena ini adalah pengalaman yang sangat dekat dengan rumah dan menyenangkan dan saya sampai sekarang menantikan apa yang akan terjadi.'
Kekuatan pendakian kecepatan yang harus diperhitungkan Kepulauan Asia Tenggara telah menjadi kekuatan besar dalam pendakian cepat, memecahkan rekor, dan meraih banyak penghargaan di acara-acara internasional terkemuka.
Veddriq, yang lahir di Pontianak di Kalimantan Indonesia dan mengikuti permainan ini setelah bergabung dengan kelompok siswa alam yang juga suka memanjat dinding, telah memenangkan Piala Realitas permainan tersebut beberapa kali dan merupakan pemanjat kecepatan pertama yang memecahkan rekor lima detik. batas.
“Saya merasa sangat bahagia, sangat optimis,” kata pemain berusia 27 tahun itu. "Hati saya berdebar kencang [dalam kompetisi], namun saya tetap berada di jalur yang benar dan menyelesaikannya."
Veddriq memanjat dinding dalam 4,75 detik, yang terbaik secara individu, untuk mengungguli Wu Peng dari Tiongkok untuk posisi terbaik. Mentornya menangis dan eksekutif Aliansi Panjat Tebing Indonesia Yenni Wahid mengatakan dia "sangat tersentuh hingga saya bisa menangis".Diberitakan dari Pria4d dalam sebuah media yang bernama diarioesports.com
Saat masyarakat Indonesia menyaksikan kemenangan Veddriq di Olimpiade, Rizki Juniansyah yang berusia 21 tahun menyampaikan medali emas kedua bagi negaranya hari itu dengan memenangkan kontes angkat besi 73kg putra. Juniansyah mengangkat beban seberat 354kg atas lawannya, memenangkan emas dengan rekor angkat cepat Olimpiade 199kg untuk mengalahkan lawannya dari Thailand dan Bulgaria.
Rizki mengatakan dia “berbahagia, gembira dan sangat mendalam” memenangkan medali emas yang paling berkesan dan menyatakan terima kasih kepada masyarakat Indonesia atas bantuan mereka. “Tidak ada kata-kata yang dapat menggambarkan perasaan saya,” kata Jakarta Post yang mengumumkan angkat besi tersebut. 'Anda melihat saya menangis karena ini adalah pengalaman yang sangat dekat dengan rumah dan menyenangkan dan saya sampai sekarang menantikan apa yang akan terjadi.'
Kekuatan pendakian kecepatan yang harus diperhitungkan Kepulauan Asia Tenggara telah menjadi kekuatan besar dalam pendakian cepat, memecahkan rekor, dan meraih banyak penghargaan di acara-acara internasional terkemuka.
Veddriq, yang lahir di Pontianak di Kalimantan Indonesia dan mengikuti permainan ini setelah bergabung dengan kelompok siswa alam yang juga suka memanjat dinding, telah memenangkan Piala Realitas permainan tersebut beberapa kali dan merupakan pemanjat kecepatan pertama yang memecahkan rekor lima detik. batas.
0 Komentar