Mengenal Menanda Tahun, Ritual Jelang Musim Tanam di Pakpa Bharat"

Medan - detikers ada yang pernah mendengar ritual Menanda Tahun?. Ritual ini biasanya dilakukan oleh masyarakat di Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara (Sumut). Upacara ini tidak dilakukan setiap harinya, tetapi hanya dilakukan sekali dalam setahun, yakni saat memasuki musim menanam. Ritual ini dianggap sakral bagi masyarakat Pakpak. Marga yang masih rutin dilaksanakan oleh masyarakat Pakpak. Masyarakat Pakpak percaya bahwa ada kekuatan yang mampu dapat mengubah kondisi manusia. Bagiamana prosesi ritual itu dilakukan? Apa saja yang dilakukan selama ritual tersebut? Berikut detikSumut rangkum penjelasannya: Dilansir dari website Kemendikbud, ritual ini biasanya digelar sekitar bulan Mei atau Juni, setiap tahunnya. Sebab, pada bulan tersebut merupakan musim hujan dan pas untuk bercocok tanam. Seluruh anggota masyarakat kuta atau kampung biasanya ikut dalam upacara ini. Selain itu, setiap keluarga diwajibkan untuk menyenangkan dana dan tenaga. Dalam ritual itu, ada juga peran sejumlah tokoh. Mereka, terdiri pelaksana utama (sukut), tokoh adat (pengetuai), kepala desa (pertaki), pemuda-pemudi (simatah daging), Kelompok Pengambil Anak Dara (Berru), Kelompok Pemberi Anak Dara (Puang), pemimpin upacara (guru) dan pengurus agama. Perlengkapan yang Harus Disiapkan Saat gelaran Menanda Tahuan ini dibutuhkan beberapa perlengkapan atau peralatan. Perlengkapan itu terdiri dari dua kategori, yakni wajib dan tidak wajib. Untuk kategori wajib, perlengkapan tersebut tidak boleh ditiadakan, sedangkan perlengkapan tidak wajib bisa saja tidak disertakan. Perlengkapan wajib itu terdiri dari Pelleng atau makanan tradisional Pakpak, ranting pohon rube, bambu tujuh batang, tugal dua buah, satu parang khusus atau jenap, benih padi secukupnya, satu tikar pandan, ayam satu ekor, kapur sirih dan tudung kepala. Sementara peralatan atau perlengkapan yang tidak wajib itu, seperti alat musik. Benda-benda yang disediakan ini memiliki makna tertentu. Misalnya, makanan Pelleng dianggap mempunyai kekuatan khusus karena biasa digunakan untuk sesajen terhadap kekuatan supranatural. Lalu, Rube diidentikkan dengan keberuntungan. Sebab, pohon Rube dapat dimanfaatkan secara serba guna untuk kebutuhan manusia, misalnya untuk menyuburkan tanah, kulitnya untuk bahan tali. an, tugal yang berfungsi untuk membuat lubang benih saat upacara, sedangkan tujuh bambu melambangkan adanya tujuh roh padi yang berdiam di bumi. Ujung bambu ini akan dibentuk runcing dan menghadap ke sebelah timur. Hal ini dikarenakan matahari terbit dari timur dan juga sebagai penghormatan kepada dewa matahari. Lalu, untuk parang khusus atau jenap biasanya hanya boleh dimiliki oleh sukut upacara. Parang ini dirancang secara khusus oleh penempa besi lalu diisi kekuatan gaib oleh seorang guRU?


PRIA4D

0 Komentar